Sabtu, 29 Mei 2010

inquiriQ

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya dalam kegiatan pembelajaran yang memuat tindak interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai sasaran belajar, berakhhir dengan evaluasi. Setelah adanya evaluasi akan menghasilkan hasil belajar pada siswa. Disini guru berusaha menerapkan dan mengembangkan professionalitas dari sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru mendidik, mengajar dan melatih siswa.
Banyak hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Oleh Karen itu banyak usaha-usaha yang dilakukan untuk memperbaiki hasil belajar dengan memperhatikan fakto-faktor internal (minat, motivasi, bakat, kesehatan dan lain-lain), factor eksternal (tempat tinggal, sarana dan prasarana sekolah, serta dengan cara meningkatkan proses belajar yang efektif dan efesien disekolah, karena proses belajar memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Secara teoritis bahwa mutu pendidikan dapat kita ketahui melalui prestasi belajar yang dimiliki siswa disekolah baik pada tingkat pendidikan dasar maupun menengah dan pendidikan tinggi, tetapi dalam peningkatan mutu pendidikan tidak cukup dilihat dari prestasi itu saja, melainkan dari keseluruhan pencapaian siswa dibidang pengetahuan, sikap dan keterampilan sedangkan prestasi yang diperoleh disekolah biasanya hanya menekankan aspek pengetahuan saja.
Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran dan interaksi antara guru dan siswa. Pembelajaran merupakan suatu proses yang unik karena tidak sekedar menyerap informasi dari guru. Tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan terutama bila mengharapkan hasil belajar (prestasi) yang baik. Salah satu kegiatan pembelajaran adalah menggunakan metode tertentu dalam proses pembelajaran, karena suatu metode dalam pembelajaran pada hakekatnya merupakan cara yang teratur dan berfikir secara sempurna untuk mencapai tujuan pengajaran dan untuk memperoleh kemampuan dan mengembangkan aktivitas belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran di SMA I Muhammadiyah Banda Aceh, guru menggunakan metode konvesional dalam proses pembelajarannya. Kepada siswa cenderung pasif dan keinginan siswa dalam mengikuti pembelajaran rendah. Karena siswa dikelas XII SMA I Muhammadiyah Banda Aceh ini sering sekali pada saat guru menjelaskan materi pelajaran di depan mereka sibuk sendiri di belakang dan tidak peduli dengan guru yang menjelaskan, sehingga jika diterapkan metode yang biasa digunakan disekolah ini, hasil belajar yang kita harapkan sulit untuk tercapai. Hal ini dapat dilihat dari siswa yang aktif bertanya 20% dan menjawab pertanyaan dari guru hanya 30% dan 50% lagi siswa cendrung pasif. Menurut Mulyasa pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidaknya sebagian besar (75%) peserta didik terlibat secara aktif.
Kelemahan-kelemahan di atas merupakan masalah desain dan strategi pembelajaran kelas yang penting dan mendesak untuk dipecahkan. Sehingga pemilihan metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi pembelajaran dan yang belajar (kelompok atau individu). Pada dasarnya tidak ada metode pembelajaran yang sempurna, sebab setiap metode pembelajaran yang digunakan pasti punya kelebihan ataupun kelemahan. Oleh karena itu dalam pembelajaran dapat digunakan berbagai metode, sesuai dengan materi yang diajarkan.
Salah satu metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan diatas adalah dengan menggunakan metode inquiri atau metode dimana siswa mencari sendiri jawaban permasalahan yang diberikan. Diharapkan dengan metode ini siswa lebih menjadi kreatif dan siswa berani mengeluarkan pendapatnya yang mana siswa jd lebih berinteraksi dengan sesama teman dan guru. Akan tetapi proses belajar ini tidak terlepas dari tanggung jawab guru, bahakan sebaliknya guru harus lebih menguasai bahan materi pelajaran dan tetap mengawas jalannya pelajaran prosespembelajaran sehingga pada saat siswa kurang memahami materi pembelajaran, seorang guru atau tenaga pengajar masih tetap membimbing dan dapat memberikan solusi atau memecahkan masalah. Metode inquiri diaplikasikan dengan tujuan siswa memiliki kemampuan daya juang dan kemampuan lapangan yang baik untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi di lapangan ketika menjadi warga masyarakat.
Menurut gulo inquiri dalm bahasa inggris inquiry, berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Strategi inquiri berati suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuaannya dengan penuh percaya diri.
Dari uraian di atas penulis sebagai seorang calon pendidik merasa terdorong untuk meneliti bagaimana hasil beljar siswa dengan penerapanmetode mengajar aberbeda atas latar belakang tersebut diatas penulis memilih judul penelitian sebagai berikut : EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN BIOLOGI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRI PADA MATERI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN DI KELAS XII SMA I MUHAMMADIYAH BANDA ACEH.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu:
Bagaimana efektivitas penerapan metode inquiri pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan di Kelas XII SMA I Muhammadiyah Banda Aceh.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Untuk mengetahui efektivitas penerapan metode inquiri pada materi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan hewan di Kelas XII SMA I Muhammadiyah Banda Aceh.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang penulis harapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh guru.
b. Dapat meningkatkan keaktifan bertanya dan menjawab pertanyaan yang sejalan dengan meningkatnya pemahaman siswa akan materi yang telah disampaikan oleh guru.
c. Dapat memperoleh bekal keterampilan yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari
2. Bagi Guru
a. Memberikan alternatif kepada guru atau calon guru biologi dalam menentukan strategi, metode atau pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
b. memberikan informasi kepada guru dan calon guru untuk lebih menekankan pada keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Memberikan masukan kepada guru atau calon guru untuk terus menambah informasi terbaru dalam dunia pendidikan tetapi tidak terfokus pada satu sumber informasi saja.
3. Bagi Sekolah
a. Memberikan sumbangan yang baik bagi sekolah dalam rangka perbaikan proses pembelajaran guna meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Selain itu juga memotivasi kepada guru–guru agar menerapkan metode yang bervariasi dalam pembelajaran.
c. Sebagai bahan masukan bagi guru bidang studi biologi dalam memilih metode pembelajaran yang lebih efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
E. Defenisi Operasional
Untuk menghindari upaya tidak terjadi kesalahfahaman dalam memahami bahasa istilah yang terdapat dalam skripsi ini, maka penulis menjelaskan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Penerapan metode inquiri
Penerapan adalah pemasangan, pengenalan atau mempraktekan sesuatu hal dengan aturannya. Metode adalah suatu teknik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas. Inquiri adalah pertanyaan, pemeriksaan dan penyelidikan.
Jadi penerapan metode inquiri yang dimaksud dalam karya ilmiah ini adalah proses belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, sehingga mereka daapt merumuskan sendiri penemuaannya dengan percaya diri.
2. Materi Pertumbuhan dan Perkembangan
Menurut Diah pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel pada suatu organisme. Pertumbuhan bersifat tidak dapat kembali (irreversible). Proses pertumbuhan biasanya diikuti dengan pertambahan berat tubuh. Pertumbuhan diikuti dengan perkembangan yang merupakan proses saling terkait.
Menurut Pratiwi perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
F. Metodelogi Penelitian
1. Eksperimen
Dengan mengambil sampel 2 kelas yang mana satu kelas dijadiakn kelas kontrol dan satu kelas lagi dijadikan kelas eksperimen
2. Lokasi Penelitian dan waktu penelitian
Lokasi penelitian diadakan di SMA 1 Muhammadiyah Banda Aceh pelaksanaanya dilakukan peda bulan Agustus-September 2010.
3. Populasi dan sampel
a. Populasi
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII SMA 1 Muhammadiyah Banda Aceh tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas 4 kelas yang berjumlah 120 orang.
b. Sampel
Penulis dalam hal ini akan menjadi 2 kelas sebagai penelitian yaitu kelas XII-IA1 untuk siswa-siswi yang diajar dengan metode Konvensional sebagai kelas kontrol sedangkan yang kelas XII-IA2 untuk siswa-siswi yang diajarkan metode Inquiri sebagai kelas Ekperimen karena kelas ini yang sangat bermasalah. Pengambilan sampel dilakukan secara acak (Random Sampling) dari tiga kelas jurusan IPA kelas yang ada.
4. Instrumen penelitiaan
Soal tes dan lembar observasi
5. Teknik pengumpulan data
a. Test
Untuk tes ini dilakukan sekali pada masing-masing kelas, yaitu tes akhir setelah terjadi proses pembelajan tentang pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Guna untuk mengetahui hasil belajar siswa digunakan test tertulis dalam bentuk objektif test, pilihan ganda (multiplechoice). Test disussun berdasarkan materi pokok pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
b. Observasi
Observasi yaitu mengumpulkan data dengan cara mengamati langsung terhadapan objek yang akan diteliti, yaitu mengamati proses belajar-mengajar, aktifitas guru dan respon siswa serta mengamati kondisi sekitar lokasi penelitian.
6. Analisis data
Setelah semua kegiatan selesai dilaksanakan maka selanjutnya adalah menganalisis semua data yang diperoleh selama penelitian. Tekik analisis data yang digunakan untuk data hasil belajar siswa adalah analisis data deskriptif berdasarkan ketuntasan belajar yang telah diterapakan, menurut kriteria ketuntasan minimum (KKM) di SMA I Muhammadiyah Banda Aceh, setiap siswa dikatakan tuntas belajar jika proporsi jawaban benar 65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajar juka dalam kelas tersebut terdapat 75% siswa tuntas belajar.
Rumus yang digunakan untuk melihat ketuntasan belejar siswa secara individu adalah:



Keterangan: KL = ketuntasan individu
SS = skor siswa
SM = skor maksimal
Kelas dikatakan tuntas jika KI ≥ 65%

Rumus yang digunakan untuk melihat ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah:


Keterangan : KS = ketuntasan klasikal
ST = jumlah siswa yang tuntas
N = jumlah siswa dalam satu kelas
Kelas dikatakan tuntas jika KS ≥ 75 %
Jika ketuntasan belajar individu yang dicapai rata-rata 65% dan ketuntasan klasikal yang dicapai rata-rata 75%, maka penerapan metode inquiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan .



















DAFTAR PUSTAKA

Aryulina .D. dkk.2006. Biologi 3. PT. Erlangga. Jakarta
Departemen pendidikan dan kebudayaan, 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai pustaka. Jakarta
Dimyati, dkk., 1993. Belajar dan pembelajaran. PT. Rineka Cipta. Jakarta
Gulo, 2002.Strategi Belaajar Mengajar. PT. Grasindo, 2002. Jakarta
Mulyasa, 2003. Thekhik Pembelajaran Balai Pustaka. Jakarta
Poerwadarminta, W. J. S, 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Balai Pustaka. Jakarta
Pratiwi. D.A. dkk. 2007. Biologi . PT. Erlangga. Jakarta
Roestiyah N,K, 2001. Strategi Belajar Mengajar, PT. Rineka Cipta. Jakarta.

JENIS-JENIS BURUNG di TOKO BURUNG MERAK JINGGA SETUI

JENIS-JENIS BURUNG di TOKO BURUNG MERAK JINGGA
SETUI

No Nama daerah Nama ilmiah Jumlah Sumber Kisaran harga @
1 Cucak rawa Pycnonotus zaylanicus 1 Medan Rp 8.500.000
2 Tekukur biasa Streptopelia chinensis 2 Medan Rp 15.000
3 Poksai jambul Garullax leucholophus 3 Medan Rp 170.000
4 Anis kuku lurus Orthonyx temminckii 1 Medan Rp 120.000
5 Kepodang kuduk hitam Oriolus Chinensis 1 Medan Rp 100.000
6 Jalak putih Sturnus melanopterus 1 Medan Rp 750.000
7 Perkutut Australi Geopelia humeralis 2 Medan Rp 400.000
8 Kokatiel (Kakatua) 2 Medan Rp 350.000
9 Jalak kerbau Acridotheres javanicus 1 Medan
10 Kenari melayu Serinus estherae 1 Medan Rp 120.000
11 Love bird Agapornis 9 Medan Rp 250.000
12 Ayam kedu cemani Gallus gallus 2 Banda Aceh


By Jaliani, finta yani, dan irhami













1. Cucak rawa (Pycnonotus zaylanicus)

;








Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Pycnonotidae
Genus : Pycnonotus
Spesies : P. zeylanicus

Deskripsi: :
Berukuran besar 28 cm, berkepala pucat dengan kumis hitam mencolok, mahkota dan penutup kepala berwarna jingga jerami, punggung berwarna coklat zaitun dan abu-abu dan bercoret putih, sayap dan ekor berwaran coklat kehijauan, dagu dan tenggorokan berwarna putih, dada abu-abu bercoret putih, perut abu-abu, tungging kuning, iris kemerahan, paruh hitam, kaki cokelat gelap.

Suara :
Keras jelas bertalun, turun naik sembarangan, tetapi berirama baku, sahut menyahut atau dalam koor.


Penyebaran Global :
Semenanjung malaysia dan sunda besar

Penyebaran lokal dan Status :
Rentan ( Collar, dkk. 1994) di dataran rendah dan perbukitan Sumatera ( termasuk pulau Nias) dan Kalimantan, sekarang masih tersebar luas walaupun dulu lebih umum. Di Jawa terbatas di bagian Barat smpai ketinggian 800m, tetapi sekarang sangat jarang digemari sebgai burung peliharaan karena pandai berkicau sehingga terus menerus ditangkap. Sekarang didatangkan dari Sumatera dan Kalimantan untuk pasar burung di Jawa. Di Bali tidak tercatat.

Kebiasaan :
Mengunjungi hutan sekunder dan pinggir hutan, sering tinggal di lahan basah yang penuh gelagah, di dekat sungai atau Rawa. Agak pemalu, tidak mencolok, lebih sering terdengar daripada terlihat.

Makanan :
Di alam, burung ini memangsa aneka serangga, siput air, dan berbagai buah-buahan yang lunak seperti buah jenis-jenis beringin. Voer (sebaiknya pilih yang berkadar protein sedang yaitu: 12%-18%, belum tentu Voer yang berharga mahal akan cocok dengan sistem metabolisme setiap burung Cucak Rowo. Voer diberikan sebagai pelengkap kebutuhan nutrisinya. Selalu ganti dengan Voer yang baru setiap dua hari sekali.
Buah Segar, burung ini sangat menyukai buah Pepaya, Pisang Kepok Putih, Apel, Pir, Tomat dan beberapa buah lainnya. Sebaiknya perbanyak pemberian buah Pepaya, karena buah Pepaya mengandung vitamin C yang tinggi sehingga membantu meningkatkan daya tahan tubuh. Disamping itu, buah Pepaya sangat mudah dicerna dan sangat cocok dengan sistem metabolisme rata-rata burung pemakan buah. EF (Extra Fooding), pakan tambahan yang sangat baik yaitu: Jangkrik, Orong-orong, Kroto, Ulat Hongkong, Ulat Bambu, Kelabang, Belalang dan lainnya.




























2. Tekukur biasa (Streptopelia chinensis)






Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Columbiformes
Famili : Columbidae
Genus : Streptopelia
Spesies : S. chinensis

Deskripsi :
Berukuran sedang (30 cm), berwarna cokelat kemahjambuan, ekor tampak panjang, bulu ekor terluar memiliki tepi putih tebal, bulu sayap lebih gelap daripada bulu tubuh terdapat garis-garis hitam khas pada sisi leher (jelas terlihat) berbintik-bintik putih halus. Iris jingga, paruh hitam, kaki merah.

Suara :
Nada merdu yang diulang-ulang “te-kuk-kurr” dengan nada terkhir memanjang


Penyebaran Global :
Tersebar luas dan umum terdapat di Asia Tenggara sampai di Nusa Tenggara. Diintroduksi ke tempat lain sampai Australia dan Los Angeles.

Penyebran lokal dan status :
Umum ditemukan di seluruh Sunda besar, terutama di daerah terbuka dan perkampungan, sering dipelihara sebagai burung hias.

Kebiasaan :
Hidup bersama manusia di sekitar desa dan sawah, mencari makan di atas permukaan tanah sering duduk berpasangan di jalan yang terbuka. Bila terganggu terbang rendah di atas tanah dengan kepakan sayap pelan yang khas.

Makanan :
Voer, biji-bijian












3. Poksai jambul (Garullax leucholophus)








Klasifikasi :
Kerajaan : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Timaliidae
Genus : Garrulax
Spesies : G. Leucolophus

Deskripsi :
Bberukuran besar (30 cm), berwarna hitam kecokelatan, kepala putih dengan jambul sedikit tegak, mudah dikenali. Dahi, kekang dan strip mata hitam menurun, iris dan paruh cokelat, kaki kecokelatan.
Suara : sangat ribut, suara dimuali dengan ocehan, diikuti kotekan dan ringkikan nyaring.
Penyebaran global :
Himalaya, Asia Tenggara, dan Sumatera
Penyebaran lokal dan status:
Di pegunungan di Sumatera, agak jarang terdapat di hutan primer dan hutan sekunder pada ketinggian sedang (750-2000 m)
Kebiasaan :
Hidup berkelompok, pada lantai bawah dan menengah di hutan. Kadang-kadang turun ke permukaan tanah. Terbang dengan cara meluncur khas poksai.
Makanan :
Voer,









4. Anis kuku-lurus (Orthonyx temminckii)







Klasifikasi :
Kerajaan :Animalia
Filum :Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Muscicapidae
Genus : Orthonyx
Spesies : Orthonyx temminckii

Deskripsi :
Ukuran tubuhnya 18 cm, penghuni permukaan tanah, tubuh bagian atas hitam berbintik cokelat, tungir merah karat; jantan memiliki palang sayap yang mencolok, tenggorokan dan perut putih; betina tenggorokannya merah karat, palang sayap kurang mencolok. Ekor berujung duri.


Suara :
be-kweek-kwekk-kweek-kweek bergema sangat keras, beragam tetapi khas, sering diulangi dengan cepat; juga quick atau tweet! Nada pendek, keras, tajam menusuk, kadang diulangi (data dari Australia).
Persebaran :
Jarang ditemukan pegunungan di daerah kepala burung, pegunungan Jaya Wijaya, pegunungan di Tenggara, pada ketinggian 1200-2800 m. Tampaknya tidak ada di pegunungan bagian tengah pulau Papua juga di Australia bagian Tenggara.
Makanan :
Hewan-hewan kecil seperti jangkrik, vour.










5. Kepodang kuduk-hitam ( Oriolus Chinensis)







Klasifikasi :
Kerajaan :Animalia
Filum :Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Oriolidae
Genus : Oriolus
Spesies : O chinensis

Deskripsi :
Berukuran sedang (26 cm), berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk, bulu terbang sebagian besar hitam, pada jantan bagian lain kuning terang, pada betina lebih buram dengan punggung kuning zaitun. Burung remaja warna hitam digantikan warna zaitun, tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam. Iris merah, paruh merah jambu, kaki hitam.

Suara :
Siulan seperti suara seruling mengalun jelas ” liiuw, klii-lii-tii-liiuw” atau ”u-dli-u” dan variasi lain. Juga suara nada omelan yang sangat keras dan siulan mantap tenang yang mengharukan.
Penyebaran global :
India, China, Asia Tenggara, Philipina, sulawesi, Semenanjung Malaysia, Sunda besar, dan Nusa Tenggara.
Penyebaran lokal dan status:
Di Sumatera, Jawa, Bali, merupakan burung yang umum terdapat sampai ketinggian 1600 m. Di Kalimantan termasuk jarang dan diketahui hanya beberapa spesimen dari Serawak dan Kalimantan.
Kebiasaan :
Menghuni bhutan terbuka, perkebunan, taman, desa-desa, hutan mangrove dan hutan pantai. Hidup berpasangan atau keluarga. Tinggal di atas pohon tetapi dapat kebawah untuk mencari serangga. Kepakan sayap kuat, perlahan-lahan, mencolok, dan terbangnya menggelombang.
Makanan :
Voer,



6. Jalak putih (Sturnus melanopterus)








Klasifikasi :
Kerajaan :Animalia
Filum :Chordata
Kelas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Sturnidae
Genus : Sturnus
Spesies : Sturnus melanopterus

Deskripsi:
Berukuran sedang (23 cm) berwarna hitam, dan putih. Dewasa bulu seluruhnya putih, kecuali sayap dan ekor hitam, burung muda; kepala, leher, punggung, dan penutup sayap abu-abu. Warna punggung dan penutup sayap putih pada ras Jawa dan Madura (Melanopterus) abu-abu gelap pada ras pulau Bali (Tertius) dan ras peralihan di jungJawa Timur (Tricolor). Kulit tanpa bulu di sekitar mata berwarna kuning, iris cokelat tua, paruh kekuningan, kaki kuning.
Suara :
Siulan keras, serak sebagai alaram; ”kwr’ik, cr’k-t’ik, cr’k-t’ik” juga kicauan khas yang berbunyi seperti ”wriit, tr’k, ciik ckiik-wit-c’kc’kc’kc’k”.
Penyebaran global:
Endemik di Jawa, Bali dan Lombok. Diintroduksi ke P. St. John, Singapura.
Penyebaran lokal dan status:
Makin jarang terdapat di dataran rendah, termasuk di kota dan perkarangan, terutama di Jawa Timur dan Bali.
Kebiasaan :
Hidup berpasangan, atau dalam kelompok kecil, mencari makanan di tanah terbuka seperti lapangan rumput. Beristirahat di pepohonan atau kadang-kadang di rumah-rumah kota.
Makanan :
Voer





7. Perkutut Australi (Geopelia humeralis)








Klasifikasi :
Dunia :Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Aves
Ordo : Colombiformes
Famili :Columbidae
Genus :Geopelia
Spesies :Geopelia humeralis

Deskripsi:
27 cm, perkutut berukuran sedang dari Savana bagian Selatan. Bagian tas cokelat abu-abu dan berpalang, dengan bercak merah-karat di leher, dada berpalang. Ketika terbang, perhatikan bulu primer merah-karat yang jelas.

Jenis serupa :
Perkutut Jawa jauh lebih kecil, tenggorokannya sangat berpalang.
Prilaku:
Mecari makan di rerumputan yang pendek atau di dekat savana dan rawa-rawa
Suara :
Nada sangat tinggi coooicoo atau hook coo! Hook coo! Yang jelas (data dari Australia)
Penyebaran :
Daerah Port moresbi dan Trans-fly, di dekat permukaan laut juga di Australia.
Makanan :
Makanan perkutut berupa biji-bijian yang berasal dari rerumputan seperti millet, jewawut, gabah kecil, dan lain-lain







8. Kakatua kecil Jambul-kuning








Klasifikasi :
Dunia :Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Cacatuidae
Genus :
Spesies :
Deskripsi :
Kakatua (suku Cacatuidae) adalah jenis burung hias yang memiliki bulu yang indah dengan lengkingan suara yang cukup nyaring. spesies ini termasuk salah satu burung dengan kecerdasan yang cukup bagus, sehingga sering digunakan untuk acara-acara hiburan di kebun binatang atau tempat hiburan lainnya. Spesies ini hidup pada ketinggian 0-1520 meter dari permukaan laut, biasanya berkelompok. Kakatua pada umumnya berusia panjang, hingga mencapai 60 tahun bahkan lebih.
Jenis Kakatua-kecil Jambul-kuning (bahasa Inggris: Yellow-crested Cockatoo) biasanya hidup berpasangan atau berkelompok dalam jumlah kecil. Sangat mencolok ketika terbang, dengan kepakan sayap yang cepat dan kuat diselingi gerakan melayang serta saling meneriaki. Bila sedang bersuara dari tempat bertengger, jambul ditegakkan lalu diturunkan. Jenis ini tertekan dengan ledakan populasi yang mengejutkan selama 10-15 tahun terakhir, akibat penangkapan yang berlebihan untuk perdagangan burung dalam sangkar, dan sekarang langka akibat kegiatan ini.
Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi dan tepi hutan; juga hutan monsun (Nusa Tenggara), hutan yang tinggi bersemak, semak yang pohonnya jarang dan lahan budidaya yang pohonnya jarang. Dari permukaan laut sampai ketinggian 900 m (Sulawesi), 1520 m (Lombok), 1000 m (Sumbawa), 700 m (Flores), 950+ m (Sumba) dan 500+ m (Timor). sedangkan untuk jenis Kakatua Maluku (bahasa Inggris: Salmon-crested Cockatoo) biasanya hidup sendiri, berpasangan dan kelompok kecil; dahulu di pohon tidur berkelompok hingga 16 ekor. Umumnya tidak mencolok, kecuali pada saat terbang ke dan dari lokasi pohon tidur ketika petang dan menjelang fajar.
Walaupun terlihat terbang di atas kanopi tapi kebanyakan terbang di bawah batas kanopi. Mencari makan dengan tenang di kanopi dan lapisan tengah kanopi dan memiliki sebaran lokal di daerah Seram, Ambon, Haruku dan Saparua. Kakatua menghuni hutan primer dan sekunder yang tinggi, hutan yang rusak dan hidup diatas permukaan laut sampai ketinggian 1000 m.



9. Jalak kerbau atau Kerak kerbau (Acridotheres javanicus)








Klasifikasi :
Dunia :Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Sturnidae
Genus : Acridotheres
Spesies :Acridotheres javanicus

Deskripsi :
Jalak (Ingg. starling) adalah nama sekelompok burung pengicau dari suku Sturnidae. Burung yang umumnya berukuran sedang (sekitar 20-25 cm), gagah, dengan paruh yang kuat, tajam dan lurus. Berkaki panjang sebanding dengan tubuhnya. Bersuara ribut, dan berceloteh keras, terkadang meniru suara burung lainnya. Di alam, burung ini kebanyakan bersarang di lubang-lubang pohon.
Burung jalak relatif mudah dijinakkan. Dalam kandang burung ini sangat aktif bergerak dan berkicau. Karena itu penggemar burung kicau memelihara burung ini untuk melatih jenis burung kicau lain.
Jenis kelamin :
Sangat sulit membedakan jalak jantan dan betina. Biasanya dilakukan pemeriksaan daerah kloaka. Jalak jantan memiliki bagian kloaka menonjol.
Ragam jenis :
Terdapat sekitar 25 spesies jalak dan kerabat dekatnya, yaitu perling dan beo, di seluruh Indonesia
Makanan :
Memakan hampir seluruh jenis makanan. Diet utama di penangkaran biasanya berupa voer, buah pisang, kroto, dan serangga kecil.









10. Kenari Melayu (Serinus canaria)






Klasifikasi :
Dunia :Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Aves
Ordo : Passeriformes
Famili : Fringillidae
Genus : Serinus
Spesies : S. canaria
Deskripsi :
Burung kenari (Serinus Canaria) pertama ditemukan Oleh Pelaut Perancis Jean de Berthan Cout di Kepulauan Canary pada abad ke-15. Terkesan karena keindahan bulu dan kemerduan suaranya. Keaneka ragaman burung kenari yang sekarang merupakan perkembangan keturunan kenari liar yang bernama latin Serinus Canarius. Banyaknya jenis ini merupakan kondisi alam atau juga karena kawin silang yang terjadi sejak lima abad yang lalu.
Negara Belanda yang kini lebih dikenal sebagai negara pengekspor kenari Indonesia, semula mendatangkan kenari dari Inggris, Jerman dan Belgia kemudian kenari tersebut dikawinkan dengan kenari liar dan menghasilkan beberapa jenis seperti norwich,scoth fancy,bolder fancy,london fancy, dan sebagainya. Makanan kenari salah satunya vour.
















11. Love Bird (Agapornis)








Klasifikasi :
Dunia :Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Aves
Ordo : Psittaciformes
Famili : Psittacidae
Genus : Agapornis
Spesies : Agapornis sp
Deskripsi :
Species yang dikenal dengan sebutan Lovebird (agapornis) ini merupakan jenis burung berparuh bengkok yang paling banyak jenis dan mutasi warnanya. Lovebird telah dipelihara lebih dari 100 tahun. Secara garis besar Lovebird dibagi menjadi 9 species. Berikut adalah species Lovebird dan daerah penyebarannya:
1. Madagascar Lovebird (Agapornis Cana) – endemic kepulauan Madagascar
2. Red-Faced Lovebird (Agapornis Pullaria) – Sierra Leone, Uganda, AngolaUtara.
3. Abyssinian Lovebird (Agapornis Taranta) – Ethiopia Timur dan EritreaSelatan.
4. Swindern’s Lovebird (Agapornis Swinderniana) – Liberia, Kamerun dan Zaire.Ini merupakan salah satu jenis yang sangat langka.
5. Peach-faced Lovebrid (Agapornis Roseicollis) – Sekitar Angola
6. Nyasa Lovebird (Agapornis Lilianae) - Zambia, Malawi dan Rhodesia
7. Black-checked Lovebird (Agapornis Nigrigenis) – Zimbabwe
8. Fischer Lovebird (Agapornis Fischeri) - Tanzania
9. Masked Lovebird (Agapornis Personata) – Tanzania
Makanan :
Di alam liar, jenis makanan yang dikonsumsi Lovebird antara lain adalah sayuran, buah2an, biji2an dan kacang2an dalam jumlah yang sangat banyak. Untuk Lovebird yang kita pelihara, sebaiknya jumlah makanan yang banyak mengandung lemak dibatasi. Hal ini karena keterbatasan gerak mereka di dalam kandang dibanding di alam liar. Jika terlalu gemuk, maka burung cenderung malas untuk bergerak dan bunyi. Berikan sayuran segar (al: brokoli, toge, bayam, sawi, kangkung, jagung) setiap hari secara bergantian, buah2an (al: apel, pisang, papaya) 2 -3 kali seminggu. Bij-bijian harus diberikan dalam jumlah yang terbatas (kecuali Lovebird akan diternak). Seminggu sekali boleh diberikan minuman susu cair. Jangan memberi makanan seperti alpukat, cokelat dan kopi karena bisa berakibat fatal. Jika anda memberikan apel, pastikan bahwa biji buah apel sudah terbuang karena itu bisa menjadi racun bagi Lovebird. Selain itu, jangan lupa untuk meyediakan pasir grit atau totok cumi didalam kandang. Grit ini selain berfungsi untuk membantu pencernaan juga bagai sarana dalam proses pembentukan cangkang telur. (lihat artikel om Kiansing mengenai fungsi Grit). Dengan perawatan yang baik, Lovebird bisa hidup 10 hingga 20 tahun.
BETERNAK LOVEBIRD :
Sebelum memulai beternak Lovebird, kita harus bisa membedakan dulu antara Lovebird jantan dengan Lovebird betina. Secara fisik dan warna, burung tersebut susah untuk diketahui jenis kelaminnya. Cara yang paling gampang adalah dengan meraba kedua capit udang yang terletak dibawah duburnya. Jika keras, rapat dan lancip, biasanya jantan. Sedangkan burung betina capit udangnya lembek, lebar dan tumpul. Ciri lain adalah, Lovebird betina jika sudah birahi akan mengumpulkan bahan sarang dan diselipkan diantara kedua sayapnya sebelum dibawa kedalam kotak sarang.Lovebird bisa diternak setelah memasuki usia diatas 7 bulan.











12. Ayam Cemani (














Klasifkasi :

Dunia :Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Klas : Aves
Ordo : Galliformes
Famili : Phasianidae
Genus : Gallus
Spesies : G. gallus

Deskripsi :
Warna hitam bagi banyak orang berkesan magis dan memiliki kekuatan supra natural. Centeng Belanda atau Si Jampang, kurang berwibawa bila tak berpakaian hitam-hitam. Begitu pula makhluk yang memiliki warna hitam itu pun dianggap memiliki tuah atau kutukan. Ingat dengan kisah-kisah kucing hitam atau burung gagak? Bagaimana dengan ayam cemani yang memiliki bulu, jenger, tulang, daging, kulit, kaki dan taji serbahitam? Ini yang menarik. Ayam cemani bukan cuma dianggap ayam keramat, namun juga ayam hias yang khas Indonesia. Kini dia lebih sebagai ayam hias yang eksotik dan diburu para hobbies lokal dan mancanegara untuk dikoleksi.
Cemani adalah kata Sanskerta untuk hitam. Jenis ayam ini awalnya disebut ayam kedu. Dalam perkembangan ayam kedu itu terjadi banyak varian yang tidak lagi memiliki warna murni hitam. Sehingga ayam kedu yang masih tetap mempertahankan kehitam legamnya disebut oleh para hobbies sebagai ayam cemani.
Ayam jantan dewasa pada waktu berdiri normal mencapai tinggi sekitar 60 cm dengan lingkar dada mencapai 34 cm dan panjang sayap 25 cm. Sementara itu ayam betina dewasa mencapai tinggi 50 cm dengan lingkar dada 27 cm dan panjang sayap 21 cm. Bobot anak ayam umur sehari berkisar antara 28 ? 32 gram/ekor, kemudian bobot ayam betina umur 5 bulan berkisar antara 1200 ? 1300 gram/ekor. Semantara ayam jantan umur 5 bulan berkisar antara 1400 ? 1500 gram/ekor.


Genetika:

Ayam kedu yang ikut dalam kontes tersebut, menurut sebuah telaah, berasal dari keturunan ayam kampung yang dibeli dari daerah Gunung Sumbing. Ayam ini cukup besar dan diduga hasil silangan liar antara ayam Inggris yang diboyong orang pada era Raffles berkuasa (1811-1816). Kala itu, konon ada orang Inggris yang membawa dua ekor ayam betina dan seekor jantan asing, yang diduga termasuk jenis ayam ternak Dorking. Mereka dipelihara di daerah Dieng. Mungkin karena kandangnya sederhana dan kurang pengawasan, ayam-ayam itu menyeleweng dan berbaur dengan ayam kampung setempat. Dari keturunannya lebih lanjut terciptalah ayam lokal unggul.

Pakan :
Makanan ayam cemani diantaranya seperti jagung giling, dedak padi, vour.

nama-nama latin tumbuhan

NAMA-NAMA ILMIAH (LATIN)


A. TUMBUHAN

1. Sageenanta : Maranta arun dinaccea
2. Adam hawa : Rhoeo discovio
3. Ali mananda : Allamananda cathartial
4. Alana-alang : Imperata cylindrical
5. Alpukat : Percea Americana, p. gratissma
6. Anggrek bambu : Arundina bambusifolia
7. Anggrek bulan : Phlaenopsis amobilis
8. Anggrek kala : Aracnis mamgayi
9. Anggrek kantung : Pappiopedilum glaucopphydum
10. Anggrek larat : Dendrobium phalaenopsis
11. Anggrek merpati : Denrobium crumenatum
12. Anggrek pandan : Vanda tricolor
13. Anggrek panili : Vanilla planifolia
14. Anggrek pensil : Vanda teres
15. Anggrek tanah : Spathoglottis plicate
16. Anggrek tebu : Gramatomphyllum speciosum
17. Anggur : Vitis labruscana
18. Angsana : Pterocarpus Indicus
19. Apel : Pirus Malus
20. Arbei : Fragaria vesca
21. Aren : Arenga Pinnata
22. Asahan : Tecracera indica
23. Asam jawa : Tamarindus indica
24. Asam kandis : garcinia atronileate
25. Asoka : Ixora paludusa
26. Bakung putih : Crinum asiaticum
27. Balsam : Abies balsamea
28. Bawang merah : Allium cepa
29. Bawang putih : Alium sativum
30. Bawanf sabrang : Eleuthorine Americana
31. Bayam : Amarantus spinosus
32. Belimbing manis : Averrhoa carambola
33. Belimbing wuluh : Averrhoa bilimbi
34. Benalu : Loranthus sp
35. Bengkuang : Pachyrrhizus erosus
36. Bisbol : Diospyros philippensis
37. bougenvile : Bougenvillea glabra
38. Brojonlintang : Balamcanda chinensis
39. Brotowali : Tinospora crispa
40. Buah makasar : Brucea javanica
41. Buah merah : Pandanus conoideus
42. Bunga bangkai raksasa : Amorphophallus titanium
43. Bunga kenop : Legerstroemia indica
44. Bunga matahari : Helianthus annuus
45. Bunga tasbih : Canna indica
46. Buni : Antidesma bunius
47. Burahol : Stelechocarpus burahol
48. Cabai : Capsicum annum
49. Cakar ayam : Selaginella deoderleinii
50. Cempedak : Artocarpus campeden
51. Ceremai : Phyllanthus acidus
52. Ciplukan : Physalis angulata
53. Dadap : Erythrina sp.
54. Dahlia : Dahlia variabilis
55. Damar : Agathis alba
56. Daun dewa : Gynura segetum
57. Daun sendok : Plantago mayor
58. Delima : Punica granatum
59. Duku : Lansium domesticum
60. Durian daun : Durio oxleyanus
61. Durian lae : Durio kutejensis
62. Eboni/kayu hitam : Diospyros celebica
63. Eceng gondok : Eichornia crassipes
64. Euphorbia : Euphorbia milii
65. Gaharu : Aquilaria sp
66. Gandaria : Baucea macrophylla
67. Gayam : Inocarpus edulis
68. Jagung : Zea mays
69. Jahe : Zingiber officinale
70. jali : Coix lachrymajobi
71. Jambu air : Syzygium samarangense
72. Jambu biji : Psidium gaujava
73. Jambu bol : syzygium malaccense
74. jambu pagar : Jatropha curces
75. Jarak : Ricinus communis
76. Jati : Tectona grandis
77. jeruk bergamot : Citrus aurantium
78. Jeruk besar : Citrus grandis, C, maxima
79. Jeruk keprok : Citrus reticulate, C, nobilis
80. Jeruk kingkit : Triphasia trifolia
81. Jeruk limau : Citrus ambluycarpa
82. Jeruk manis : Citrus cinensis
83. Jeruk nipis : Citrus aurantifolia
84. Jeruk purut : Citrus hystrix
85. Jeruk rough lemon : Citrus jambhiri
86. Jeruk siam : Citrus suhuensis, C, nobilis var. macrocarpa
87. Jeruk sitrun : Citrus limmannum
88. Jeruk sekade : Citrus medica
89. Jintem hitam : Nigella sativa
90. Juwet/ jamblang : Eugenian cuminii
91. Kacang buncis : Phaseolus vulgaris
92. Kacang hijus : Phaseolus vulgaris
93. Kacang kapri : Phaseolus vulgaris
94. Kacang Pancang : Vigna sinesis
95. Kacang tanah : Arachis hypogaea
96. Kacapiring : Gardinea jasminoides
97. Kakau : Theobroma cacau
98. Kamboja jepang : Adenium sp.
99. Kamboja : Plumeria rubra
100.Kangkung : Ipomoea raptans
101. Karet : Hevea brasiliensis
102. Kastuba : Euphorbia pulcherima
103. Kayu manis : cinnamonum cassia
104. Kedelai : Glycine max
105. Kedondong : Spondias pinnata
106. Keladi tikus : Typhonium flageliforme
107. Kelapa sawit : Elaeis quineensis
108. Kelapa : Cocos nucifera
109. Kelor : Moriga oleifera
110. Kemenyan : Styrax benzoid
111. Kencur : Kaemferia galangal
112. Kentang : Solanum tuberosum
113. Kepel : Stelechocarpus burahol
114. Kesemek : Diospyros kaki
115. Ketapang : Terminalia
116. Ketela Rambat : Ipomeea batatas
117. Kitolod : Isotoma longiflora
118. KluwakPangium edule
119. Kopi : Coffea Arabica
120. Kubis : Brassica oleracea
121. Kumis kucing : Orthoshipon alba
122. Kunir putih : Curcuma domestica
123. Kunyit putih : Kaemferia rotunda
124. Kunyit : Curcuma aristatus
125. Lada : Piper nigrum
126. Leci : Licthi Chinensis
127. Lengkeng : Euphoria longan
128. Lengkuas : Alpinia galangal
129. Leunca : Solanum nigrum
130. Lidah buaya : Aloe vera
131. Lobak : Raphanus sativus
132. Lontar/siwa;lan : Borassus sundaica
133. Mahkota dewa : Phaleria macrocarpa
134. Mangga : Mangifera indica
135. Manggis : garcinia mangostana
136. Matoa : Pometia sp.
137. Mawar. : Rosa sp
138. Melati : Jasminum sambac
139. Melinjo : gnetum gnemon
140. Melon : Cucumis melo
141. Mengkudu : Morinda citrifolia
142. Meniran : Phyllanthus ninuri
143. Mimba : Azadirachta indica
144. Mundu : Garcinia dulcis
145. Murbei : Morus alba
146. Nanas : Ananas comosus
147. Nangka : Artocarpus Heterophllus
148. Nilam : Pogestemon cablin
149. Nusa indah : mussaenda pubescens
150. Oro-oro : Clotalaria juncea
151. Pacar air : Impatens balsamina
152. Padi ; Oryza sativa
153. Pakis haji : Cycas rumphii
154. Paku ekor muda : Equisetum debile
155. Paku kawat : Lycopodium cernuum
156. Paku purba : Psilotum nudum
157. Paku rane : selaginella
158. Paku sarang burung : Asplenium nidus
159. Pala : Myrestica fragerans
160. Pare : Momordica charantia
161. Paria guno : Cardiospermum halicacabum
162. Patah tulang : Euphorbia tirucalli
163. Pegagan : Centella asiatica
164. Pepaya : Carica papaya
165. Pinang : Cyrtostachys renda
166. Pinus : Pinus mercusii
167 Pisang : Musa paradisiaca
168. Putri malu : Mimosa pudica
169. Raflesia : Rafflesia sp
170. Rambutan : Nephelium lappeceum
171. Rosela : Hibiscus sabdariffa
172. Rumput angin : Spinifex litoreus
173. Saga rambat : Abrus precatorius
174. Sagu : Metroxylon spec.div
175. Salak : Salacca edulis,s. zalacca
176. Sambiloto : Andrographis paniculata
177. Sambung nyawa : Gynura procumbes
178. Sangita : Sambucus javanica
179. Sawi langit : Vernonina cinerea
180. Sawi tanah : Nasturtium montanum
181. Sawo durian. : Chrysophyllun cainito
182. Sawo manila : Achras zapatu
183. Secang : Caesalpinia sappan
184. Semanggi : Marsilea crenata
185. Semangka : Citrulus lunatus
186. Sembung : Blumea balsamifera
\187. Shitake : Lentinus edodes
188. Sidaguri : Sidarhombifolia
189. Sirih : Piper betle
190. Sirsak : Annona muricata
191. Sisik naga : Drymoglosum piloselloides
192. Srikaya : Annona squamosa
193. Stroberi : Fragaria vesca
194. Sukun : Artocarpus Communis
195. Suplir : Adiantum cuneatum
196 . Tapak dara : Catharanthus roseus
197. Tapak liman : Elephantophus scaber
198. Tebu : Saccharum officinarum
199. Teh : Camelia sinensis
200. Telapak kambing : Ipomoea pescaprae
211. Tembakau : Nicotiana tabacum
212. Tempuyung : Sonchus arvennsis
213. Temu putih : Curcuma zedoaria
214. Temu lawak : Curcuma xanthoriza
215. Teratai : Nymphea sp.
216. Terong : Solanum melongana
217. Tomat : Solanum lycoporsicum
218. Ubi kayu : Manihot utlissima
219. Ulin/kayu besi : Eusideroxylon zwageri
220. Waru : Hibicus tliceus
221. Wartel : Daucus carota
222. Zaitun : Olea europaea